Right Issue

Comments · 668 Views

A rights issue is an invitation to existing shareholders to purchase additional new shares in the company. This type of issue gives existing shareholders securities called rights. With the rights, the shareholder can purchase new shares at a discount to the market price on a stated future

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), right issue adalah salah satu bentuk peningkatan modal disetor suatu perusahaan. Dalam right issue, perusahaan menawarkan hak (right) kepada pemegang saham yang ada untuk mendapatkan saham baru.

Ini sama saja pemegang saham menyetor modal dengan rasio tertentu. Right issue saham berarti penerbitan saham baru. Dengan right issue, semakin banyak saham perusahaan yang beredar di pasar.

Hal ini akan menyebabkan harga saham terdilusi dan turun. Selain itu, laba per saham atau earning per share perusahaan juga ikut melorot akibat dilusi saham.  

Cara Kerja Right Issue

Dilansir dari Investopedia, pemegang saham memperoleh hak untuk membeli tambahan saham baru perusahaan dengan harga diskon pada tanggal atau waktu yang sudah ditentukan.

Jika pemegang saham tersebut tidak mengambil haknya, maka dia dapat menjual haknya tersebut kepada investor lain. Makanya, di pasar modal ada perdagangan right (hak). Caranya sama seperti perdagangan saham biasa.

Jadi, right adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk terlebih dahulu membeli saham yang baru dikeluarkan. Agar para pemegang saham lama diberi kesempatan untuk mempertahankan persentase kepemilikannya dalam suatu perusahaan.

Tujuan Perusahaan Melakukan Right Issue

Tujuan perusahaan melakukan right issue saham, antara lain:

1. Untuk membayar utang

Sebuah perusahaan pasti membutuhkan tambahan modal untuk memenuhi kewajiban keuangannya saat ini. Biasanya perusahaan yang mengalami masalah finansial melakukan right issue untuk membayar utang, terutama ketika perusahaan tidak mendapat pinjaman lebih banyak uang dari lembaga keuangan. 

2. Untuk akuisisi perusahaan lain

Perusahaan dengan neraca keuangan sehat juga melakukan right issue dan mendapatkan dana untuk akuisisi perusahaan kompetitor. Atau ekspansi membuka fasilitas baru maupun meningkatkan kapasitas usaha.

Jika modal tambahan dari right issue dipakai perusahaan untuk ekspansi bisnis, maka aksi ini dapat menciptakan keuntungan modal bagi pemegang saham meski terjadi dilusi saham akibat right issue.

Baca Juga: Merger dan Akuisisi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Contoh Right Issue dan Dampaknya bagi Investor


Contoh right issue

Contoh right issue bekerja dapat dilihat dari ilustrasi di bawah ini:

Kamu memiliki 1.000 lembar saham di perusahaan ABCD dengan harga saham Rp 5.000 per lembar. Perusahaan ABCD melaksanakan right issue agar memperoleh dana untuk bayar utang.

Right issue ABCD menerbitkan 10 juta saham baru dengan target raupan dana Rp 30 miliar. Berarti penawaran saham baru seharga Rp 3.000 per lembar.

Rasio right issue 10:3. Artinya setiap 10 saham lama akan mendapat hak 3 saham baru dengan harga Rp 3.000 per lembar atau terdiskon 40%  dari harga lama.

Sebagai pemegang saham, kamu memiliki tiga opsi atas penawaran right issue tersebut:

  • Menggunakan hak right issue secara penuh
  • Tidak mengambil hak tersebut
  • Menjual hak kamu kepada investor lain.

Penjelasannya:

1. Menggunakan hak right issue untuk beli saham baru

Jika kamu mengambil hak right issue secara penuh, kamu perlu mengeluarkan modal Rp 3.000 untuk setiap lembar saham ABCD yang berhak kamu beli.

Kalau punya 1.000 saham, kamu dapat membeli sebanyak 333 saham baru (sesuai rasio right issue) dengan harga Rp 3.000 per lembar. Berarti dana yang harus disetor sebesar Rp 999 ribu.

Karena didiskon 40%, harga saham ABCD di pasar nantinya tidak akan lagi Rp 5.000 per lembar setelah right issue selesai. Nilai setiap saham akan terdilusi karena meningkatkan jumlah saham yang diterbitkan.

Cara menghitung harga saham pasca right issue:

Membagi total harga yang kamu bayar untuk semua saham ABCD dengan jumlah total saham yang akan kamu miliki. Perhitungannya:

  • 1.000 saham lama x Rp 5.000 = Rp 5.000.000
  • 333 saham baru x Rp 3.000 = Rp 999.000
  • Total jumlah saham yang kamu punya 1.333 saham = Rp 5.999.000
  • Harga saham setelah right issue = Rp 5.999.000 : 1.333 = Rp 4.500,37 per lembar.

Jadi, harga saham ABCD pasca right issue akan turun dari Rp 5.000 ke Rp 4.500 per lembarnya.

Namun, kerugian kepemilikan saham kamu diimbangi dengan keuntungan nilai saham yang baru. Itu karena kamu membeli saham baru seharga Rp 3.000, tetapi memiliki nilai pasar Rp 4.500.

2. Mengabaikan hak right issue yang didapat

Bagaimana jika kamu tidak mengambil hak right issue sama sekali? Mungkin karena alasan tidak ada modal untuk membeli 333 lembar saham dengan total dana Rp 999.000. Jadi, kamu membiarkan hak tersebut hangus.

Opsi ini sangat tidak dianjurkan kepada pemegang saham. Sebab, jika kamu tidak melakukan apa-apa atau tidak mengeksekusi haknya, kepemilikan saham kamu justru akan terdilusi (persentase kepemilikan saham).

Contoh:

Perusahaan EFGH memiliki jumlah saham 100.000 lembar, lalu right issue sebanyak 100.000 lembar juga. Maka, jumlah saham akan bertambah 100%. Itu artinya, kalau tidak menggunakan hak, porsi saham kamu akan terdilusi 50%.

Jika kamu tadinya punya saham EFGH sebanyak 10.000 atau 10%. Namun karena tidak memanfaatkan hak yang kamu punya, otomatis kepemilikan saham kamu berkurang menjadi 5% saja.

3. Menjual hak right issue ke investor lain

Pemegang saham atau investor boleh menjual hak yang diperoleh atas right issue ke investor lain atau penjamin emisi. Hak yang dapat diperjualbelikan ini disebut hak yang dapat dilepaskan.

Setelah dijual ke investor lain, hak (right) ini dikenal sebagai hak yang tidak dibayar. Untuk menentukan berapa banyak yang bisa kamu peroleh dengan menjual hak right issue, kamu dapat memperkirakan nilai hak yang tidak dibayar sebelumnya.

Caranya, harga saham pasca right issue dikurang harga diskon right issue. Hasilnya merupakan nilai hak yang belum dibayar. Jika menjual hak ini, kamu akan memperoleh keuntungan.  

Contoh pada perusahaan ABCD seperti di atas:

Nilai hak yang belum dibayar = Rp 4.500 – Rp 3.000 = Rp 1.500 per saham.

Right Issue BBRI

Contoh right issue terbesar di Indonesia adalah right issue BBRI atau PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI right issue telah berjalan tahun lalu, tepatnya di bulan September 2021.

Right issue BBRI berhasil meraup dana sebesar Rp 95,9 triliun dengan menerbitkan 28,6 miliar saham baru. Right issue BBRI tercatat menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu, BBRI right issue masuk yang terbesar nomor tiga di Asia dan terbesar nomor 7 dunia. Dana hasil dari aksi korporasi itu di antaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro (Umi) bersama Pegadaian dan PNM.

Baca Juga: Buyback – Pengertian Buyback Emas dan Buyback Saham

Comments
Search