Adaro Energy Indonesia $ADRO berencana untuk melakukan spin–off dan menjual seluruh segmen bisnis batu bara termal–nya di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Penjualan saham AAI akan dilakukan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (PUPS) kepada pemegang saham perseroan yang berminat. $ADRO juga mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham, yang nantinya dapat digunakan untuk membantu mendanai pemegang saham yang berminat dalam mengikuti PUPS AAI.
Harga penawaran PUPS AAI akan menggunakan harga rata–rata tertimbang (volume weighted average price/VWAP) yang terbentuk setelah penutupan perdagangan pada hari pencatatan di bursa, dengan tetap memperhatikan kewajaran transaksi sebagaimana diatur dalam POJK nomor 35 tahun 2020. Berdasarkan penilaian dari kantor jasa penilai publik, harga wajar AAI berkisar 2,45–2,6 miliar dolar AS.
Key Takeaway
Setelah transaksi ini, $ADRO akan berfokus pada segmen batu bara metalurgi di bawah Adaro Minerals $ADMR dan segmen energi terbarukan dibawah Adaro Green. Dana yang didapat $ADRO setelah spin–off AAI dapat digunakan oleh perseroan untuk mendanai ekspansi – baik secara organik maupun inorganik – maupun membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Mengacu pada harga wajar AAI dan laporan keuangannya per 1H24, serta mengecualikan laba tak berulang sebesar 322,9 juta dolar AS, maka AAI berpotensi diperdagangkan dengan valuasi 1,8–2x P/E FY24F annualized. Valuasi tersebut berada jauh di bawah peers–nya, yakni ITMG dan PTBA yang masing-masing diperdagangkan dengan valuasi P/E FY24F annualized sebesar 7,04 dan 7,71.
Transaksi ini juga berpotensi menguntungkan Saratoga Investama Sedaya $SRTG sebagai pemegang ~15% saham $ADRO. $SRTG berpotensi mendapat dividen spesial dari rencana spin–off AAI. Selain itu, SRTG juga akan memiliki opsi untuk ikut serta dalam penawaran saham AAI.